17 Januari 2010 pukul 7:26
Pemeliharaan lingkungan
hidup merupakan penentu keseimbangan alam. Dalam konteks pelestarian
lingkungan, pemahaman ini sudah kita dengar sejak lama. bahkan
pelajaran ilmu alam seolah tidak henti-hentinya mengajarkan bahwa semua
komponen baik berwujud makhluk hidup maupun komponen alam lainnya,
merupakan sebuah kesatuan yang harus berjalan seimbang dan tidak boleh
timpang satu dengan yang lain. Namun dalam tataran aplikasinya, manusia
harus banyak mengkaji serta mempertanyakan efektivitas hasil dari
upaya-upaya yang ada. Dan tentunya setelah semuanya disadari, manusia
layak melakukan intropeksi atas berbagai potret bencana yang terjadi di
belahan bumi belakangan ini. Sudah tepatkah mereka dalam melaksanakan
amanat sebagai pengendali ekosistem alam ? ataukah kerusakan demi
kerusakan menjadi sebuah proses alami yang tidak mungkin terkendali ?
Alloh dalam al-Quran memfirmankan tentang dimensi alam semesta dalam beberapa perspektif dlam surah al-Hadid :4.
Dalam
ayat ini Alloh memaparkan bahwa secara makro alam semesta terpusat
pada dua tempat, langit dan bumi. Mungkin karena selama ini akal
manusia masih sangat naif untuk mampu menjangkau alam lain selain
keduanya. Hanya saja sunatulloh dalam wacana alam menentukan situasi di
bumi sebagai obyek dominan, selain pembicaraan seputar lam akhirat.
Dengan sebab itulah, kalam Al-Quran dalam bagian berikutnya mulai
mengilustrasikan kondisi bumi dan segala isisnya dengan corak dan
keberagaman yg ada. tersebutdalam QS. Al-Baqarah,2:164)
Alloh
menggariskan takdirNya atas bumi, pertama kalinya dengan memberikan
segala fasilitas terbaik bagi semua penghuni bumi. Diciptakanlah lautan
yang maha luas dengan segala kekayaan di dalamnya. Air hujan yang
menghidupkan bumi setelah masa-masa keringnya. Belum cukup dengan itu
semua, Alloh mempermudah polesankehidupan di muka bumi dengan
menciptakan hewan, tumbuhan, angin dan awan di angkasa, sebagi teman
hidup manusia.
Setelah selesai dengan segala penciptaan-Nya, Alloh hanya memberikan sebuah titipan amanah kepada manusia, dalam QS.al-A'raaf:56
"Dan janganlah kalian membuat kerusakan di atas muka bumi setelah Alloh memperbaikinya".
Manusia
merusak bumi dan segala isinya setelah sekian banyak nikmat telah
Alloh berikan kepada mereka. Kerusakan moralitas agama menjadi awal
mula sebelum kemudian ambisi duniawi menjadi penentu rusaknya tatanan
lingkungan di atas muka bumi ini.
(Sumber :KH. An'im
Falahuddin Mahrus/Pengasuh Ponpes HM Lirboyo Kediri.dikutip dari Kata
Pengantar Beliau terhadap buku "Konservasi alam dalam Islam karya
Fachruddin M. Mangunjaya,Yayasan Obor Jakarta.2005.)
0 komentar:
Posting Komentar